Nama : Albertus Hermanto Niron
Kelas : 1KA35
NPM : 10113588
ILMU
SOSIAL DASAR
BAB 1
Pengertian & Tujuan Ilmu Sosial Dasar ( ISD ).
- Pengertian Ilmu Sosial Dasar adalah pengetahuan yang menelaah
masalah sosial,khususnya masalah-masalah yang di wujudkan oleh masyarakat indonesia, dengan menggunakan
Teori-teori (fakta, konsep, dan teori) yang berasal dari berbagai bidang
pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu sosial (seperti geografi sosial,
sosiologi, antropologi sosial, ilmu politik, ekonomi, psikologi sosial dan
sejarah) MK.
Ilmu Sosial Dasar merupakan suatu usaha yang dapat diharapkan
memberikan pengetahuan umum dan pengetahuan dasar tentang konsep-konsep yang di
kembangkan untuk melengkapi gejala-gejala sosial agardaya tanggap (tanggap
niai).persepsi dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi lingkungan sosial dapat
ditingkatkan , sehingga kepekaan mahasiswa pada lingkungan sosialnya menjadi
lebih besar.
- Tujuan Ilmu Sosial Dasar merupakan suatu bahasan studi atau program
pengerjaan yang khusus dirancang untuk kepentingan pendidikan/pengajaran yang
indonesia berikan di perguruan tinggi, Ilmu Sosial Dasar tidak merupakan
gabungan dari ilmu – ilmu sosial yang disatukan , karena masing-masing sebagai
disiplin ilmu memiliki banyak obyek dan metode ilmiahnya sendiri-sendiri yang
tidak mungkin di padukan.
- 3 Kelompok Ilmu
Pengetahuan.
1. Ilmu Sosial Dasar adalah
pengetahuan yang menelaah masalah sosial, khususnya masalah masalah yang di
wujudkan oleh masyarakat indonesia,dengan menggunakan Teori-teori
(fakta,konsep,teori) yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian
dalam lapangan ilmu-ilmu sosial (seperti geografi sosial,sosiologi,antropologi
sosial,ilmu politik,ekonomi,psikologi
sosial dan sejarah) MK
2.
Ilmu Budaya Dasar adalah suatu ilmu yang mempelajari dasar dasar kebudayaan.
3. Ilmu Alamiah Dasar adalah
pengetahuan yang mengkaji tentang gejala –gejala dalam alam semesta,
termasuk di muka bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan prinsip.
- Perbedaan Antara
Ilmu Sosial Dasar ( ISD ) dengan Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ).
1.
Ilmu Sosial Dasar diberikan di Perguruan Tinggi, Ilmu Pengetahuan Sosial
diberikan di sekolah dasar dan sekolah lanjutan.
2.
Ilmu Sosial Dasar merupakan mata kuliah tunggal sedangkan Ilmu Pengetahuan
Sosial merupakan kelompok dari sejumlah mata pelajaran(untuk sekolah lanjutan).
3.
Ilmu Sosial Dasar diarahkan kepada pembentukan sikap dan kepribadian sedangkan
Ilmu Pengetahuan Sosial diarahkan kepada pembentukan pengetahuan dan
keterampilan intelektual.
- Persamaan
Antara Ilmu Sosial Dasar ( ISD ) dengan Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ).
1.
Kedua-duanya merupakan bahan studi untuk program pendidikan.
2.
Keduanya bukan disiplin ilmu yang berdiri sendiri.
3.
Keduanya memiliki materi yang terdiri dari kenyataan sosial dan masalah sosial.
- 3 Golongan Bahan
Pembelajaran Ilmu Sosial Dasar ( ISD ).
1. Kenyataan sosial yang ada dalam
masyarakat,yang secara bersama-sama merupakan masalah masyarakat sosial
tertentu
2.
Konsep-konsep sosial atau pengertian-pengertian tentang kenyataan-kenyataan
sosial dibatasi pada konsep dasar atau elemnter saja yang sangat diperlukan
untuk mempelajari masalah-masalah sosial yang dibahas dalam Ilmu Pengetahuan
Sosial.
3.
Masalah-masalah yang timbul dalam masyarakat, biasanya terlibat dalam berbagai
kenyataan-kenyataan sosial yang antara yang satu dengan yang lainnya berbeda.
BAB 2
Pengertian Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan.
1.
Penduduk adalah orang-orang yang mendiami suatu wilayah tertentu, menetap dalam
suatu wilayah, tumbuh dan berkembang dalam wilayah tertentu.
2.
Masyarakat adalah suatu kehidupan sosial manusia yang menempati wilayah
tertentu, yang keteraturannya dalam kehidupan sosialnya telah dimungkinkan
karena memiliki pranata yang telah menjadi tradisi dan mengatur kehidupannya.
3.
Kebudayaan adalah hasil budi daya manusia, ada yang mendefinisikan sebagai
semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
- Tabel Perkembangan
Penduduk Dunia.
Tahun
|
Pertambahan penduduk dalam %
|
1960-1965
|
2,1 %
|
1965-1970
|
2,1%-2,1%
|
1970-1975
|
2,1%-1,9%
|
1975-1980
|
1,9%-1,8%
|
1980-1985
|
1,8%-1,7%
|
1985-1990
|
1,7%-1,7%
|
1990-1995
|
1,7%-1,5%
|
1995-2000
|
1,5%-1,3%
|
2000-2005
|
1,3%-1,2%
|
2005-2010
|
1,2%-1,1%
|
- Faktor – faktor
Demografi yang Mempengaruhi Pertumbuhan Penduduk.
1.
Kematian
2.
Kelahiran
3.
Migrasi
ada juga faktor
lainny, yaitu :
1.
Jumlah Penduduk > Jumlah penduduk yang banyak akan memperbesar pengeluaran
konsomsi secara menyeluruh, walaupun pengeluaran rata-rata per orang atau per
keluarga relative rendah. Pengeluaran konsumsi suatu negara akan sangat besar,
bila jumlah penduduk sangat banyak dan pendapatan per kapita sangat tinggi.
2.
Komposisi Penduduk > Pengaruh komposisi penduduk terhadap tingkat
konsumsi, antara lain :
·
Makin banyak penduduk yang berusia kerja atau produktif (15-64 tahun), makin
besar tingkat konsumsi. Sebab makin banyak penduduk yang bekerja, penghasilan
juga makin besar.
·
Makin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, tingkat konsumsinya juga makin
tinggi, seab pada saat seorang atau suatu keluarga makin berpendidikan tinggi
maka kebutuhan hidupnya semakin banyak.
·
Makin banyak penduduk yang tinggal di wilayah perkotaan, pengeluaran konsumsi
juga semakin tinggi. Sebab umumnya pola hidup masyarakat perkotaan lebih
konsumtif dibanding masyarakat pedesaan.
Faktor-faktor non ekonomi
Faktor-faktor
non-ekonomi yang paling berpengaruh terhadap besarnya konsumsi adalah faktor
sosial budaya masyarakat. Misalnya saja, berubahnya pola kebiasaan makan,
perubahan etika dan tata nilai karena ingin meniru kelompok masyarat lain yang
dianggap lebih hebat atau ideal.
- Rumus Tingkat
Kematian.
- Rumus Tingkat
Kematian ada 2, yaitu :
1.
Kasar,
CDR = D / P x K
CDR =Crude Death Rate ( Angka
Kematian Kasar)
D = Jumlah kematian (death) pada tahun
tertentu
P = Jumlah
Penduduk pada pertengahan tahun tertentu
K = Bilangan
konstan 1000
Penduduk pertengah
tahun dapat dirumuskan
Pm = ½ (P1+P2)
Pm = P1+ (P2-P1)
2
Pm = P2- (P2-P1)
2
Pm
= Jumlah Penduduk Pertengah tahun
P1
= Jumlah penduduk pada awal tahun
P2
= Jumlah penduduk pada akhir tahun
2.
Khusus,
·
SDR adalah jumlah seluruh kematian akibat penyakit tertentu
selama satu tahun dibagi jumlah penduduk pada pertengahan tahun
Pi / Pm x K
Pi
= kematian untuk
kelompok umur i
Pm = Jumlah penduduk
pada pertengah tahun kelompok umur i
K = Konstanta = 1000
- Angka Kelahiran
Penduduk Indonesia dari Tahun 1990 s/d 2011.
- Pada tahun 1990,
3,12% dari jumlah penduduk itu adalah angka kelahiran.
- Pada tahun 1990-1995
memiliki penurunan sebesar 0,42% menjadi 2,7%.
- Pada tahun 1995-2000
memiliki penurunan sebesar 0,25% menjadi 2,45%
- Pada tahun 2000-2005
memiliki penurunan sebesar 0,17% menjadi 2,28%
- Pada tahun 2005-2009
memiliki penurunan sebesar 0,15% menjadi 2,13%
- Pengertian, Proses,
dan Akibat dari Migrasi.
- Pengertian Migrasi
adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke
tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau batas
politik/negara (migrasi internasional). Dengan kata lain, migrasi diartikan
sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah (negara) ke daerah
lain (negara) lain.
- Proses Migrasi di
bagi menjadi 2, yaitu :
1.
Migrasi bertahap
2.
Migrasi langsung
atau,
·
Imigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu negara lain ke dalam suatu
negara. Contoh : orang Inggris yang masuk ke Indonesia.
·
Emigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu negara menuju ke negara lain.
Contoh : orang Indonesia yang berpindah ke Negara Jepang.
·
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota atau dari kota kecil
ke kota besar. Contoh orang Solo ingin mencari pekerjaan agar bisa mencari
penghasilan yang lebih dengan cara pergi mencari pekerjaan ke kota Jakarta.
- Akibar dari Migrasi,
yaitu :
·
Masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya bangsa, bila daya tangkal
didalam negeri lemah, dapat merusak budaya kita.
·
Masuknya para imigran yang bertujuan tidak baik seperti pengedar narkoba ,
bertujuan politik , memata matai , dan sebagainya.
·
Munculnya kecemburuan sosial antara tenaga kerja asing dengan tenaga kerja
dalam negeri
·
Meningkatnya jumah, pertambahan, dan tingkat kepadatan penduduk di Negara
tujuan pra imigran.
·
Meningkatnya kerawanan keamanan dan kerawanan sosial di Negara tujuan para
imigran sebagai dampak dari meningkatnya pengangguran.
·
Terjadinya benturan budaya antara para imigran dengan Negara setempat.
·
Meningkatnya pelanggaran hukum di negara tujuan atau Negara asal para imigran
yang disebabkan banyaknya para imigran illegal
·
Pengawasan yang lebih intensif terhadap hubungan baik antar negara asal para
imigran dengan negara tujuan para imigran.
·
Tersebarnya penyakit tertentu di negara tujuan para imigran yang ditularkan
para imigran.
·
Meningkatnya pengangguran di negara tujuan para imigran.
- Jenis Struktur
Penduduk dibagi menjadi 3, yaitu :
1.
Piramida penduduk muda
Piramida ini
menggambarkan komposisi penduduk dalam pertumbuhan dan sedang berkembang. Atau
sama artinya dengan angka kematian dan kelahiran sama banyaknya.
2.
Piramida stasioner
Bentuk piramida ini
menggambarkan penduduk yang tetap (statis) sebab tingkat kematian rendah dan
tingkat kelahiran tidak begitu tinggi.
3.
Piramida penduduk tua
Bentuk piramida ini
menggambarkan adanya penurunan tingkat kelahiran yang sangat pesat dan tingkat
kematian kecil sekali.
- Bentuk – bentuk
Piramida Penduduk.
·
Stasioner
Perbandingan jumlah
penduduk pada piramida tipe ini dilihat dari kelompok usia relatif sama.
·
Muda
Perbandingan jumlah
penduduk yang menunjukkan jumlah penduduk usia uda lebih banyak dari pada usia
tua.
·
Tua
Perbandingan jumlah
penduduk yang menunjukkan jumlah penduduk usia tua lebih besar dari pada usia
muda.
- Pertumbuhan &
Perkembangan Kebudayaan di Indonesia.
Pertumbuhan kebudayaan
di negara ini sepertinya sudah berkurang, seakan-akan banyak masyarakat yang
sudah tidak mau melestarikan kebudayaan. Jika hal ini dibiarkan maka bisa jadi
negara indonesia kehilangan budayanya sendiri. Padahal indonesia terkenal
sebagai negara yang mempunyai banyak kebudayaan.
banyak kebudayaan di
indonesia yang di ambil oleh bangsa lain dan parahnya kita sendiri sebagai
warga negara indonesia hanya diam . seharusnya kita sebagai bangsa indonesia
kita malu, karena budaya kita telah di ambil oleh orang yang tidak bertanggung
jawab.
- Kebudayaan Hindu,
Budha, dan Islam di Indonesia.
- Pada abad ke-3 dan
ke-4 agama hindu masuk ke Indonesia, khususnya kepulauan jawa. Perpaduan dan
akulturasi antara kebudayaan setempat dengan kebudayaan hindu.
- Pada abad ke-5
ajaran budha masuk ke indonesia. Di kepulauan jawa, Budhaisme dikatakan lebih
maju di bandingkan dengan hinduisme.
- Pada abad ke-12 dan
13 tidak terlihatnya peran dan nilai-nilai arab yang ada di dalam islam pada
masa-masa awal islam masuk ke indonesia.
- Kebudayaan Barat di
Indonesia.
Kebudayaan Barat yang
Masuk ke Indonesia ada yang berbentuk positif dan berbentuk negatif, yang
berbentuk Positif salah satunya adalah Interaksi antara 2 negara yang terjalin
bagus, sedangkan negatif nya adalah pergaulan bebas (free sex), drugs,
menggunakan tatto, dan lain sebagainya.
BAB 3
Individu, Keluarga dan Masyarakat
·
PENGERTIAN MASYARAKAT
Manusia merupakan
makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan sesamanya serta alam
lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan pikiran, naluri, perasaan,
keinginan dsb manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan
lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan yang
berkesinambungan dalam suatu masyarakat.
·
A. Arti Definisi / Pengertian Masyarakat
Berikut di bawah ini
adalah beberapa pengertian masyarakat dari beberapa ahli sosiologi dunia.
1. Menurut Selo
Sumardjan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan
kebudayaan.
2. Menurut Karl Marx
masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi
atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang
terbagi secara ekonomi.
3. Menurut Emile
Durkheim masyarakat merupakan suau kenyataan objektif pribadi-pribadi yang
merupakan anggotanya.
4. Menurut Paul B.
Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif
mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu
wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar
kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut.
·
B. Faktor-Faktor / Unsur-Unsur Masyarakat
Menurut Soerjono
Soekanto alam masyarakat setidaknya memuat unsur sebagai berikut ini :
1. Berangotakan
minimal dua orang.
2. Anggotanya sadar
sebagai satu kesatuan.
3. Berhubungan dalam
waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia baru yang saling berkomunikasi
dan membuat aturan-aturan hubungan antar anggota masyarakat.
4. Menjadi sistem
hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan satu sama lain
sebagai anggota masyarakat.
·
C. Ciri / Kriteria Masyarakat Yang Baik
Menurut Marion Levy
diperlukan empat kriteria yang harus dipenuhi agar sekumpolan manusia bisa
dikatakan / disebut sebagai masyarakat.
1. Ada sistem tindakan
utama.
2. Saling setia pada
sistem tindakan utama.
3. Mampu bertahan
lebih dari masa hidup seorang anggota.
4. Sebagian atan
seluruh anggota baru didapat dari kelahiran / reproduksi manusia.
BAB 4
Pemuda dan Sosialisasi
Pemuda adalah golongan
manusia-manusia muda yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah yang
lebih baik, agar dapat melanjutkan dan mengisi pembangunan yang kini telah
berlangsung, pemuda di Indonesia dewasa ini sangat beraneka ragam, terutama
bila dikaitkan dengan kesempatan pendidikan. Keragaman tersebut pada dasarnya
tidak mengakibatkan perbedaan dalam pembinaan dan pengembangan generasi muda.
Proses kehidupan yang
dialami oleh para pemuda Indonesia tiap hari baik di lingkungan keluarga,
sekolah, maupun masyarakat membawa pengauh yang besar pula dalam membina sikap
untuk dapat hidup di masyarakat. Proses demikian itu bisa disebut dengan
istilah sosialisasi, proses sosialisasi itu berlangsung sejak anak ada di dunia
dan terus akan berproses hingga mencapai titik kulminasi.
Pemuda Indonesia
Pemuda dalam
pengertian aalah manusia-manusia muda, akan tetapi di Indonesia ini sehubungan
dengan adanya program pembinaan generasi muda pengertian pemuda diperinci dan
tersurat dengan pasti. Ditinjau dari kelompok umur, maka pemuda Indonesia
adalah sebagai berikut :
Masa bayi : 0 – 1
tahun
Masa anak : 1 – 12
tahun
Masa Puber : 12 – 15
tahun
Masa Pemuda : 15 – 21
tahun
Masa dewasa : 21 tahun
keatas
Diliaht dari segi
budaya atau fungsionalya maka dikenal istilah anak, remaja dan dewasa, dengan
perincian sebagia berikut :
Golongan anak : 0 – 12
tahun
Golongan remaja : 13 –
18 tahun
Golongan dewasa : 18
(21) tahun keatas
Usia 0-18 tahun adalah
merupakan sumber daya manusia muda, 16 – 21 tahun keatas dipandang telah
memiliki kematangan pribadi dan 18(21) tahun adalah usia yang telah
diperbolehkan untuk menjadi pegawai baik pemerintah maupun swasta
Dilihat dari segi
ideologis politis, generasi muda adalah mereka yang berusia 18 – 30 – 40 tahun,
karena merupakan calon pengganti generasi terdahulu. Pengertian pemuda
berdasarkan umur dan lembaga serta ruang lingkup tempat pemuda berada terdiri
atas 3 katagori yaitu :
1. siswa, usia antara
6 – 18 tahun, masih duduk di bangku sekolah
2. Mahasiswa usia
antara 18 – 25 tahun beradi di perguruan tinggi dan akademi
3. Pemuda di luar
lingkungan sekolah maupun perguruan tinggi yaitu mereka yang berusia 15 – 30
tahun keatas.
Sosialisasi Pemuda
Melalui proses
sosialisasi, seorang pemuda akna terwarnai cara berpikir dan
kebiasaan-kebiasaan hidupnya. Dengan dmeikian, tingkah laku seseorang akan
dapat diramalkan. Dengan proses sosialisasi, seseorang menjadi tahu bagaimana
ia mesti bertingkah laku di tengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya.
Dari keadaan tidak atau belum.
Pola Dasar Pembinaan dan Pengembangan Generasi Pemuda
Pola pembinaan dan
pengembangan generasi muda adalah agar semua pihak yang turut serta dan
berkepentingan dalam penanganannya benar-banar menggunakan sebagai pedoman
sehingga pelaksanaanya dapat terarah, menyeluruh, dan terpadu serta dapat
mencapai sasaran dan tujuan yang dimaksud.
Pola dasar pembinaan
dan pengembangan generasi muda disusun belandaskan :
1.
Landasaan idiil : Pancasila.
2.
Landasaan konstitusional : Undang-Undang Dasar 1945
3.
Landasaan strategis : Garis-garis Besar Haluan Negara.
4.
Landasaan historis : Sumpah Pemuda Tahun 1928 dan Proklamasi Kemerdekaan 17
Agustus 1945.
5.
Landasaan normatif : Etika, tata nilai dan tradisi luhur yang hidup dalam
masyarakat.
Masalah-Masalah Generasi Muda
Berbagai permasalahan
generasi muda yang muncul pada saat ini antara lain :
a.
Menurunnya jiwa idealisme, patriotisme, dan nasionalisme di kalangan generasi
muda.
b.
Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya.
c.
Belum seimbangnya antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang
tersedia, baik yang formal maupun non formal.
d.
Kurangnya lapangan kerja / kesempatan kerja serta tingginya tingkat
pengangguran.
e.
Kurangnya gizi yang dapat menyebabkan hambatan bagi perkembangan kecerdasan dan
pertumbuhan badan di kalangan generasi muda.
f.
Meningkatnya kenakalan remaja termasuk penyalahgunaan narkotika.
g.
Belum adanya peraturan perundangan yang menyangkut generasi muda.
Potensi-Potensi Generasi Muda
Potensi-potensi yang
terdapat pada generasi muda perlu dikembangkan adalah:
a.
Idealisme dan daya kritis.
b.
Dinamika dan kreatifitas.
c.
Keberanian mengambil resiko.
d.
Optimis dan kegairahan semangat.
e.
Sikap kemandirian dan disiplin murni.
f.
Terdidik.
g.
Keanekaragaman dalam persatuan dan kesatuan.
h.
Patriotisme dan nasionalisme.
i.
Sikap kesatria.
j.
Kemampuan penguasaan ilmu dan teknologi.
Tujuan Sosialisasi
Sosialisasi mempunyai
tujuan sebagai berikut :
a. memberikan
keterampilan kepada seseorang untuk dapat hidup bermasyarakat
b. mengembangkan
kemampuan berkomunikasi secara efektif
c. membantu
mengendalikan fungsi-fungsi organic yang dipelajari melalui latihan-latihan
mawas diri yang tepat.
d. Membiasakan diri
berperilaku sesuai dengan nilai-nilai dan kepercayaan pokok yang ada di
masyarakat.
BAB 5
Warga Negara dan Negara
Sifat-Sifat Negara
Sifat memaksa agar
peratura perundang-undangan di taati dan dengan demikian penertiban dalam
masyarakat tercapi serta timbulnya anarki dicegah. Maka negara memiliki sifat
memaksa dalam arti mempunyai kekuasaan untuk memakai kekerasan fisik secara
lega.
Sifat Monopoli :
Negara mempunyai monopoli dalam menetapkan tujuan bersama dari masyarakat.
Dalam rangka ini negara dapat menyatakan bahwa suatu aliran ke percayaan atau
aliran politik tertentu di kurangi hidup dan disebarluaskan oleh karena
dianggap bertentang dengan tujuan masyarkat.
Sifat mencakup semua
(all encompassing, all embracing). Semua peraturan perundang-undangan berlaku
untuk semua orang tanpa terkecuali
Unsur-unsur Negara.
Pendidikan Penduduk
negara adalah semua orang yang pada suatu wktu mendiami wilayah negara mereka
secara sosiologi lazim disebut rakyat dari negara itu. Rakyat dalam huungan ini
diartikan sebagai sekumpuan manusia yang dipersatukan oleh suatu rasa persamaan
dan yang bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu. Ditinjau dari segi
hukum, rakyat merupakan warga negara suatu negara. Waraga negara adalah seluruh
indiidu yang mempunyai ikatan hukum dengan suatu negara tertentu.
Menurut hukum
international, tiap-tiap negara berhak untuk menetapkan sediri siap yang akan
menjadi warga negaranya. Ada dua azas yang biasanya dipakai dalam penetuan
kewarganegaraan yaitu :
Asas ius soli (law of
the soil) menentukan warga negaranya berdasarkan tempat tinggalnya, dalam arti
siapapun yang bertempat tinggal disuatu negara adlah warga negara tersebut.
Asas Ius sanguinis
(law of the blood) menentukan warga negara berdasarkan pertalian darah, dalam
arti siapapun seorang anak kandung (yang sedrah seketurunan dilahirkan oleh
seoran gwarga negara ternentu. Maka anak tersebut juga dianggap wrga negara
yang bersangkutan.
Wilayah
Wilayah adalah
landasan materiil atau landasan fisik negara. Negara in concerto juga tidak
dapat diboyangkan tanpa landasan fisik ini. Luas wilayah negara ditentuka oleh
perbatasan-perbatasannya dan didalam batas-batas itu negara menjalankan
yuridiksi teritorial atas orang dan benda yang berada di dalam wilyah itu,
kecuali beberapa orang dan benda yang di bebaskan dari yuridiksi itu.
Wilayah dalam hubungan
ini dimaksudkan bukan hanya wilayah geografis atau wilayah dalam arti sempit,
tetapi terutama wilyah dalam arti hukum atau wilayah dalam arti yang luas.
Wilayah hukum atau willayah dalam arti luas ini merupakan wilayah diatas mana
dilaksanakannya yuridiksi negara dan meliputi baik wilayah geografis maupun
udara di atas wilayah itu meliputi baik wilyah geografis maupun udara diatas
wilyaha itu sampai tinggi yang tidak terbatas (menurut asas usque ad coelum)
dlam laut disekitar pantai itu yaitu apa yang disebut laut teritorial. Dalam
batas “wilayah dalam arti yang luas ini negara menjalankan kedaulatan
teritorialnya.
Pemerintah
Pemerintah adalah
organisasi yang menatur dan memimpin negara. Tanpa pemerintah tidak mungkin
negara itu berjalan dengan baik. Pemerintah menegakkan hukum dan memberantas
kekacauanm mengadakan perdamaian dan menyelaraskan kepentingan-kepentingan yang
bertentangan. Pemerintah yang menetapkan menyatakan dan menjalankan kemauan
individu-individu yang tergabung dalam organisasi politik yang disebut negara.
Pemerintah adlah badan yang mengatur urusan sehari-hari yang menjalankan
tujuan-tujuan negara, menjalankan fungsi-fungsi kesejahteran bersama.
BAB 6
Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat
Stratifikasi Sosial
(Social Stratification) berasal dari kata bahasa latin “stratum” (tunggal) atau
“strata” (jamak) yang berarti berlapis-lapis. Dalam Sosiologi, stratifikasi
sosial dapat diartikan sebagai pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas
secara bertingkat. stratifikasi sosial adalah sebuah konsep yang menunjukkan
adanya pembedaan dan/atau pengelompokan suatu kelompok sosial (komunitas)
secara bertingkat. Misalnya: dalam komunitas tersebut ada strata tinggi, strata
sedang dan strata rendah. Pembedaan dan/atau pengelompokan ini didasarkan pada
adanya suatu simbol -simbol tertentu yang dianggap berharga atau bernilai —
baik berharga atau bernilai secara sosial, ekonomi, politik, hukum, budaya
maupun dimensi lainnya — dalam suatu kelompok sosial (komunitas). Simbol
-simbol tersebut misalnya, kekayaan, pendidikan, jabatan, kesalehan dalam
beragama, dan pekerjaan. Dengan kata lain, selama dalam suatu kelompok sosial
(komunitas) ada sesuatu yang dianggap berharga atau bernilai, dan dalam suatu
kelompok sosial (komunitas) pasti ada sesuatu yang dianggap berharga atau
bernilai, maka selama itu pula akan ada stratifikasi sosial dalam kelompok
sosial (komunitas) tersebut. Secara sosiologis, jika dilacak ke belakang konsep
stratifikasi sosial memang kalah populer dengan istilah kelas sosial, dimana
istilah kelas sosial pada awalnya menurut Ralf Dahrendorf (1986), diperkenalkan
pertama kali oleh penguasa Romawi Kuno. P ada waktu itu, istilah kelas sosial
digunakan dalam konteks penggolongan masyarakat terhadap para pembayar pajak.
Ketika itu ada dua masyarakat, yaitu masyarakat golongan kaya dan miskin.
Stratifikasi Sosial
dan Status Sosial adalah dua hal yang berbeda, yang membedakannya adalah status
sosial atau kedudukan sosial merupakan unsur yang membentuk terciptanya
stratifikasi sosial, sedangkan stratifikasi sosial adalah pelapisan sosial yang
disusun dari status – status sosial.
Ada banyak dimensi
yang bisa digunakan untuk mendeskripsikan stratifikasi sosial yang ada dalam
suatu kelompok sosial atau komunitas (Svalastoga, 1989), misalnya: dimensi
pemilikan kekayaan (diteorikan Koentjaraningrat), sehingga ada strata wong
sugih dan wong cilik. Awalnya, dimensi ini digunakan untuk melakukan
identifikasi pada masyarakat Jawa, maka yang disebut pemilikan kekayaan akan
ter -fokus pada simbol – simbol ekonomi yang lazim dihargai masyarakat Jawa.
Misalnya, pemilikan tanah (rumah, pekarangan atau sawah).
Dimensi distribusi
sumber daya diteorikan oleh Gerhard Lensky, di mana ada strata tuan tanah,
strata petani bebas, strata pedagang, strata pegawai, strata p etani, strata
pengrajin, strata penganggur-an, dan strata pengemis. Dimensi ini pada awalnya
diberlakukan pada masyarakat pra-industri di mana sistem stratifikasi sosialnya
belum sekompleks masyarakat industri. Ada tujuh dimensi stratifikasi sosial
(diteor ikan Bernard Baber), yaitu: occupational prestige, authority and power
ranking, income or wealth, educational and knowledge, religious and ritual
purity, kinship, ethnis group, and local community. Ketujuh dimensi ini, baik
secara terpisah maupun bersama-sama, akan bisa membantu dalam mendeskripsikan
bagaimana susunan stratifikasi sosial suatu kelompok sosial (komunitas) dan
faktor yang menjadi dasar terbentuknya stratifikasi sosial tersebut.
Kesamaan Derajat
Kesamaan derajat itu
merupakan sesuatu yang bisa dikatakan atau sesuatu yang selalu berhubungan
dengan status. Kesamaan derajat terkadang dapat membuat seseorang merasa
menjadi lebih berwibawa, dan biasanya orang yang mempunyai sifat seperti itu rasanya
dia ingin selalu disegankan di sekitar atau di lingkungan tempat tinggalnya.
Sifat yang seperti ini sangat tidak baik. Dalam hidup bertetangga kita jangan
sampai mempunya sifat yang seperti itu, karna itu akan membuat hubungan antar
tetengga menjadi tidak harmonis dan itu rasanya sangat tidak enak dan nyaman.
Dalam hidup bertetangga kita harus selalu tanamkan prinsip bahwa apa yang kita
inginkan harus sesuai dengan apa yang kita rasakan.
Banyak sekali contoh
kejadian yang menggambarkan tentang hubungan antara pelapisan sosial dengan
kesamaan derajat. Salah satu contoh dalam lingkungan kita, kita dapat temukan
hal ini di lingkungan kita sendiri, bagi orang yang memiliki lapisan social
tertinggi di lingkungannya , maka orang itu juga akan mendapatkan sesuatu yang
istimewa di masyarakatnya, seperti dihormati , dihargai , serta memiliki wibawa
yang sangat tinggi, karena mereka memiliki tempat atau derajat yang sangat
dihormati ,tetapi semua itu kembali terhadap kepada individu. Masih banyak
contoh lainya, pelapisan social dam kesamaan derajat memiliki cangkupan yang
sangat luas , kita akan temukan dalam mendapatkan pekerjaan , dalam memilih
pasangan pun terkadang dilihat dari hal ini. Oleh karena itu , kita sebagai
manusia harus bersikap adil terhadap sesama manusia ,kita satu jenis ciptaan
ALLAH yang memiliki jenis pria dan wanita, marilah berbagi terhadap sesama,
berlaku adil untuk mencapai semuanya.
Elite dan Massa
Dalam masyarakat
tertentu ada sebagian penduduk ikut terlibat dalam kepemimpinan, sebaliknya
dalam masyarakat tertentu penduduk tidak diikut sertakan. Dalam pengertian umum
elite menunjukkan sekelompok orang yang dalam masyarakat menempati kedudukan
tinggi. Dalam arti lebih khusus lagi elite adalah sekelompok orang terkemuka di
bidang-bidang tertentu dan khususnya golongan kecil yang memegang kekuasaan.
Dalam cara
pemakaiannya yang lebih umum elite dimaksudkan : “ posisi di dalam masyarakat
di puncak struktur struktur sosial yang terpenting, yaitu posisi tinggi di
dalam ekonomi, pemerintahan, aparat kemiliteran, politik, agama, pengajaran,
dan pekerjaan-pekerjaan dinas.” Tipe masyarakat dan sifat kebudayaan sangat
menentukan watak elite. Dalam masyarakat industri watak elitnya berbeda sama
sekali dengan elite di dalam masyarakat primitive.
Di dalam suatu
pelapisan masyarakat tentu ada sekelompok kecil yang mempunyai posisi kunci
atau mereka yang memiliki pengaruh yang besar dalam mengambil berbagai
kebijaksanaan. Mereka itu mungkin para pejabat tugas, ulama, guru, petani kaya,
pedagang kaya, pensiunan dan lainnya lagi. Para pemuka pendapat (opinion
leader) inilah pada umumnya memegang strategi kunci dan memiliki status
tersendiri yang akhirnya merupakan elite masyarakatnya.
Ada dua kecenderungan
untuk menetukan elite didalam masyarakat yaitu : pertama menitik beratakan pada
fungsi sosial dan yang kedua, pertimbangan-pertimbangan yang bersifat moral.
Kedua kecenderungan ini melahirkan dua macam elite yaitu elite internal dan
elite eksternal, elite internal menyangkut integrasi moral serta solidaritas sosial
yang berhubungan dengan perasaan tertentu pada saat tertentu, sopan santun dan
keadaan jiwa. Sedangkan elite eksternal adalah meliputi pencapaian tujuan dan
adaptasi berhubungan dengan problem-problem yang memperlihatkan sifat yang
keras masyarakat lain atau masa depan yang tak tentu.
Isilah massa
dipergunakan untuk menunjukkan suatu pengelompokkan kolektif lain yang
elementer dan spontan, yang dalam beberapa hal menyerupai crowd, tetapi yang
secara fundamental berbeda dengannya dalam hal-hal yang lain. Massa diwakili
oleh orang-orang yang berperan serta dalam perilaku misal seperti mereka yang
terbangkitkan minatnya oleh beberapa peristiwa nasional, mereka yang menyebar
di berbagai tempat, mereka yang tertarik pada suatu peristiwa pembunuhan sebagai
diberitakan dalam pers atau mereka yang berperan serta dalam suatu migrasi
dalam arti luas.
Ciri-ciri massa adalah :
1. Keanggotaannya
berasal dari semua lapisan masyarakat atau strata sosial, meliputi orang-orang
dari berbagai posisi kelas yang berbeda, dari jabatan kecakapan, tingkat
kemakmuran atau kebudayaan yang berbeda-beda. Orang bisa mengenali mereka
sebagai masa misalnya orang-orang yang sedang mengikuti peradilan tentang
pembunuhan misalnya malalui pers.
2. Massa merupakan
kelompok yang anonym, atau lebih tepat, tersusun dari individu-individu yang
anonym.
3. Sedikit interaksi
atau bertukar pengalaman antar anggota – anggotanya.
BAB 7
Masyarakat Desa dan Masyarakat Perkotaan
Masyarakat pedesaan
dan perkotaan bukanlah dua komonitas yang terpisah sama sekali satu sama lain.
Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat hubungan yang erat.
Bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung
pada dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan bahan pangan seperti beras
sayur mayur , daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi
bagi jenis jenis pekerjaan tertentu dikota. Misalnya saja buruh bangunan dalam
proyek proyek perumahan. Proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau
jembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya adalah pekerja pekerja musiman.
Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila pekerjaan dibidang
pertanian mulai menyurut, sementara menunggu masa panen mereka merantau ke kota
terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia.
“Interface”, dapat
diartikan adanya kawasan perkotaan yang tumpang-tindih dengan kawasan
perdesaan, nampaknya persoalan tersebut sederhana, bukankah telah ada alat
transportasi, pelayanan kesehatan, fasilitas pendidikan, pasar, dan rumah makan
dan lain sebagainya, yang mempertemukan kebutuhan serta sifat kedesaan dan
kekotaan.
Hubungan kota-desa
cenderung terjadi secara alami yaitu yang kuat akan menang, karena itu dalam
hubungan desa-kota, makin besar suatu kota makin berpengaruh dan makin
menentukan kehidupan perdesaan.
Secara teoristik, kota
merubah atau paling mempengaruhi desa melalui beberapa caar, seperti: (i)
Ekspansi kota ke desa, atau boleh dibilang perluasan kawasan perkotaan dengan
merubah atau mengambil kawasan perdesaan. Ini terjadi di semua kawasan
perkotaan dengan besaran dan kecepatan yang beraneka ragam; (ii) Invasi kota ,
pembangunan kota baru seperti misalnya Batam dan banyak kota baru sekitar Jakarta
merubah perdesaan menjadi perkotaan. Sifat kedesaan lenyap atau hilang dan
sepenuhnya diganti dengan perkotaan; (iii) Penetrasi kota ke desa, masuknya
produk, prilaku dan nilai kekotaan ke desa. Proses ini yang sesungguhnya banyak
terjadi; (iv) ko-operasi kota-desa, pada umumnya berupa pengangkatan produk
yang bersifat kedesaan ke kota. Dari keempat hubungan desa-kota tersebut
kesemuanya diprakarsai pihak dan orang kota. Proses sebaliknya hampir tidak
pernah terjadi, oleh karena itulah berbagai permasalahan dan gagasan yang
dikembangkan pada umumnya dikaitkan dalam kehidupan dunia yang memang akan
mengkota.
Salah satu bentuk hubungan antara kota dan desa adalah :
a). Urbanisasi dan
Urbanisme
Dengan adanya hubungan
Masyarakat Desa dan Kota yang saling ketergantungan dan saling membutuhkan
tersebut maka timbulah masalah baru yakni ; Urbanisasi yaitu suatu proses
berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula dikatakan bahwa
urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan.
b)Sebab-sebab
Urbanisasi
1.)Faktor-faktor yang
mendorong penduduk desa untuk meninggalkan daerah kediamannya (Push factors)
2.)Faktor-faktor yang
ada dikota yang menarik penduduk desa untuk pindah dan menetap dikota (pull
factors)
Hal – hal yang termasuk push factor antara lain :
a.Bertambahnya
penduduk sehingga tidak seimbang dengan persediaan lahan pertanian,
b.Terdesaknya
kerajinan rumah di desa oleh produk industri modern.
c.Penduduk desa,
terutama kaum muda, merasa tertekan oleh oleh adat istiadat yang ketat sehingga
mengakibatkan suatu cara hidup yang monoton.
d.Didesa tidak banyak
kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan.
e.Kegagalan panen yang
disebabkan oleh berbagai hal, seperti banjir, serangan hama, kemarau panjang,
dsb. Sehingga memaksa penduduk desa untuk mencari penghidupan lain dikota.
Masyarakat perkotaan
sering juga disebut Urban Community.
C. Perbedaan Desa dan Kota
Ada beberapa ciri yang
dapat dipergunakan sebagai petunjuk, Yaitu :
1. Jumlah dan
kepadatan penduduk
2. Lingkungan hidup
3. Mata pencaharian
4. Corak kehidupan
sosial
5. Stratifikasi sosial
6. Mobilitas sosial
7. Pola interaksi
sosial
8. Solidaritas sosial
9. Kedudukan dalam
hierarki sistem administrasi nasional.
Perbedaan paling menonjol adalah mata pencaharian :
- Kegiatan penduduk
desa berada di sektor ekonomi promer yaitu bidang agraris
- Kota merupakan pusat
kegiatan sektor ekonomi sekunder yang meliputi bidang industri, disamping
sektor ekonomi tertier yaitu yaitu bidang pelayanan jasa.
- Jadi kegiatan di
desa adalah mengolah bahan-bahan mentah, baik bahan kebutuhan pangan, sandang
maupun lain-lain bahan-bahan mentah untuk memenuhi kebutuhan pokok manusia,
sedangkan koya mengolah bahan-bahan yang berasal dari desa menjadi bahan-bahan
setengah jadi atau mengolahnya sehingga berwujud bahan jadi yang dapat segera
dikonsumsi.
- Di desa jumlah
ataupun jenis barang yang tersedia berbagai macam barang yang jumlahnya pun
melimpah.
- Bidang produksi dan
jalur distribusi di perkotaan lebih kompleks bila dibandingkan dengan yang
terdapat di pedesaan, Dan corak kehidupan di desa dapat dikatakan masih
homogen.
Kota secara internal
pada hakekatnya merupakan suatu organisme, yakni kesatuan integral dari tiga
komponen meliputi penduduk, kegiatan usaha dan wadah. Ketiganya saling terkait,
pengaruh mempengaruhi, oleh karenanya suatu pengembangan yang tidak seimbang
antra ketiganya, akan menimbulkan kondisi kota yang tidak positif, antara lain
semakin menurunnya kualitas hidup masyarakat kota. Dengan kata lain, suatu
perkembangan kota harus mengarah paa penyesuaian lingkungan fisik ruang kota
dengan perkembangan sosial dan kegiatan usaha masyarakat kota
Di pihak lain kota
mempunya juga peranan/fungsi eksternal, yakni seberapa jauh fungsi dan peranan
kota tersebut dalam kerangka wilayah atau daerah-daerah yang dilingkupi dan
melingkupinya, baik dalam skala regional maupun nasional. Dengan pengertian ini
diharapkan bahwa suatu pembangunan kota tidak mengarah pada suatu organ
tersendiri yang terpisah dengan daerah sekitarnya, karena keduanya saling pengaruh
mempengaruhi.
5 unsur lingkungan perkotaan :
1. Wisma : unsure ini
merupakan bagian ruang kota yang dipergunakan untuk tempat berlindung terhadap
alam sekelilingnya, serta untuk melangsungkan kegiatan-kegiatan sosial dalam
keluarga. Unsure wisma ini menghadapkan
a. dapat mengembangkan
daerah perumahan penduduk yang sesuai dengan pertambahan kebutuhan penduduk
untu masa mendatang
b. memperbaiki keadaan
lingkungan perumahan yang telah ada agar dapat mencapai standar mutu kehidpan
yang layak, dan memberikan nilai-nilai lingkungan yang aman dan menyenangkan
2.Karya : unsure ini
merupakan syarat yang utama bagi eksistensi suatu kota, karena unsure ini
merupakan jaminan bagi kehidupan bermasyarakat.
3.Marga : unsure ini
merupakan ruang perkotaan yang berfungsi untuk menyelenggarakan hubungan antara
suatu tempat dengan tempat lainnya didalam kota, serta hubungan antara kota itu
dengan kota lain atau daerah lainnya.
4. Suka : unsure ini
merupakan bagian dari ruang perkotaan untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan fasilitas
hiburan, rekreasi, pertamanan, kebudayaan dan kesenian
5. Penyempurna :
unsure ini merupakan bagian yang penting bagi suatu kota, tetapi belum secara
tepat tercakup ke dalam keempat unsur termasuk fasilitas pendidikan dan
kesehatan, fasiltias keagamaan, perkuburan kota dan jaringan utilitas kota.
Perbedaan masyarakat kota dan masyarakat desa
1. Lingkungan Umum dan
Orientasi Terhadap Alam, Masyarakat pedesaan berhubungan kuat dengan alam,
karena lokasi geografisnya di daerah desa. Penduduk yang tinggal di desa akan
banyak ditentukan oleh kepercayaan dan hukum alam. Berbeda dengan penduduk yang
tinggal di kota yang kehidupannya “bebas” dari realitas alam.
2. Pekerjaan atau Mata
Pencaharian, Pada umumnya mata pencaharian di daerah pedesaan adalah bertani
tapi tak sedikit juga yang bermata pencaharian berdagang, sebab beberapa daerah
pertanian tidak lepas dari kegiatan usaha.
3. Ukuran Komunitas,
Komunitas pedesaan biasanya lebih kecil dari komunitas perkotaan.
4. Kepadatan Penduduk,
Penduduk desa kepadatannya lebih rendah bila dibandingkan degan kepadatan
penduduk kota, kepadatan penduduk suatu komunitas kenaikannya berhubungan degan
klasifikasi dari kota itu sendiri.
5. Homogenitas dan
Heterogenitas, Homogenitas atau persamaan ciri-ciri sosial dan psikologis,
bahasa, kepercayaan, adat-istiadat dan perilaku nampak pada masyarakat pedesaan
bila dibandingkan dengan masyarakat perkotaan. Di kota sebaliknya penduduknya
heterogen, terdiri dari orang-orang degan macam-macam perilaku dan juga bahasa,
penduduk di kota lebih heterogen.
6. Diferensiasi
Sosial, Keadaan heterogen dari penduduk kota berindikasi pentingnya derajat yg
tinggi di dlm diferensiasi Sosial.
7. Pelapisan Sosial,
Kelas sosial di dalam masyarakat sering nampak dalam bentuk “piramida terbalik”
yaitu kelas-kelas yang tinggi berada pada posisi atas piramida, kelas menengah
ada diantara kedua tingkat kelas ekstrem dari masyarakat.
BAB 8
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan
Pengertian Ilmu dan Ilmu Pengetahuan.
Batas kajian ilmu
adalah fakta sedangkan batas kajian filsafat adalah logika atau daya pikir
manusia. Ilmu menjawab pertanyaan “why” dan “how” sedangkan filsafat menjawab
pertanyaan “why, why, dan why” dan seterusnya sampai jawaban paling akhir yang
dapat diberikan oleh pikiran atau budi manusia (munkin juga
pertanyaan-pertanyaannya terus dilakukan sampai never ending)..n oleh
Heidegger, setiap telaahan filosofis terdapat unsur metafisik.
1. ilmu adalah
pengetahuan yang bersifat umum dan sistematis, pengetahuan dari mana dapat
disimpulkan dalil-dalil tertentu menurut kaidah-kaidah umum. (Nazir, 1988).
2. konsepsi ilmu pada
dasarnya mencakup tiga hal, yaitu adanya rasionalitas, dapat digeneralisasi dan
dapat disistematisasi (Shapere, 1974).
3. pengertian ilmu
mencakup logika, adanya interpretasi subjektif dan konsistensi dengan realitas
sosial (Schulz, 1962).
4. ilmu tidak hanya
merupakan satu pengetahuan yang terhimpun secara sistematis, tetapi juga
merupakan suatu metodologi.
Empat pengertian di
atas dapatlah disimpulkan bahwa ilmu pada dasarnya adalah pengetahuan tentang
sesuatu hal atau fenomena, baik yang menyangkut alam atau sosial (kehidupan
masyarakat), yang diperoleh manusia melalui proses berfikir. Itu artinya bahwa
setiap ilmu merupakan pengetahun tentang sesuatu yang menjadi objek kajian dari
ilmu terkait.
alam pengertian lain,
pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui
pengamatan inderawi. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan indera
atau akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum
pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi
masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk,
rasa, dan aroma masakan tersebut.
Pengetahuan yang lebih
menekankan pengamatan dan pengalaman inderawi dikenal sebagai pengetahuan
empiris atau pengetahuan aposteriori. Pengetahuan ini bisa didapatkan dengan
melakukan pengamatan dan observasi yang dilakukan secara empiris dan rasional.
Pengetahuan empiris tersebut juga dapat berkembang menjadi pengetahuan
deskriptif bila seseorang dapat melukiskan dan menggambarkan segala ciri,
sifat, dan gejala yang ada pada objek empiris tersebut. Pengetahuan empiris
juga bisa didapatkan melalui pengalaman pribadi manusia yang terjadi
berulangkali. Misalnya, seseorang yang sering dipilih untuk memimpin organisasi
dengan sendirinya akan mendapatkan pengetahuan tentang manajemen organisasi.
Selain pengetahuan
empiris, ada pula pengetahuan yang didapatkan melalui akal budi yang kemudian
dikenal sebagai rasionalisme. Rasionalisme lebih menekankan pengetahuan yang
bersifat apriori; tidak menekankan pada pengalaman. Misalnya pengetahuan
tentang matematika. Dalam matematika, hasil 1 + 1 = 2 bukan didapatkan melalui
pengalaman atau pengamatan empiris, melainkan melalui sebuah pemikiran logis
akal budi. Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau
disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada
deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara
Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna.
Ilmu Pengetahuan
adalah suatu proses pemikiran dan analisis yang rasional, sistimatik, logik dan
konsisten. Hasilnya dari ilmu pengetahuan dapat dibuktikan dengan percobaan
yang transparan dan objektif. Ilmu pengetahuan mempunyai spektrum analisis
amat luas, mencakup persoalan yang sifatnya supermakro, makro dan mikro. Hal
ini jelas terlihat, misalnya pada ilmu-ilmu: fisika, kimia, kedokteran,
pertanian, rekayasa, bioteknologi, dan sebagainya.
SIKAPILMIAH
Sikap ilmiah yang
dimaksud adalah sikap yang seharusnya dimilikioleh seorang peneliti. Untuk
dapat melalui proses penelitian yang baikdan hasil yang baik pula,
peneliti harus memiliki sifat-sifat berikut ini.
1) Mampu Membedakan
Fakta dan Opini
Fakta adalah suatu
kenyataan yang disertai bukti-bukti ilmiah dandapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya, sedangkan opini adalahpendapat pribadi dari seseorang yang
tidak dapat dibuktikankebenarannya sehingga di dalam melakukan studi kepustakaan,
seorangpeneliti hendaknya mampu membedakan antara fakta dan opini agar
hasil penelitiannya tepat dan akurat serta dapat
dipertanggungjawabkankebenarannya.
2)Berani dan Santun
dalam Mengajukan Pertanyaan dan Argumentasi
Peneliti yang baik
selalu mengedepankan sifat rendah hati ketikaberada dalam satu
ruang dengan orang lain. Begitu juga pada saatbertanya, berargumentasi,
atau mempertahankan hasil penelitiannya akansenantiasa menjunjung tinggi
sopan santun dan menghindari perdebatansecara emosi. Kepala tetap dingin, tetapi
tetap berani mempertahankankebenaran yang diyakininya karena yakin bahwa
pendapatnya sudahdilengkapi dengan fakta yang jelas sumbernya.
3) Mengembangkan
Keingintahuan
Peneliti yang baik
senantiasa haus menuntut ilmu, ia selalu berusahamemperluas pengetahuan dan
wawasannya, tidak ingin ketinggalaninformasi di segala bidang, dan selalu
berusaha mengikuti perkembanganilmu pengetahuan yang semakin hari semakin
canggih dan modern.
4) Kepedulian terhadap
Lingkungan
Dalam melakukan
penelitian, peneliti yang baik senantiasa peduliterhadap lingkungannya
dan selalu berusaha agar penelitian yangdilakukannya membawa dampak yang
positif bagi lingkungan dan bukan sebaliknya.
Definisi Teknologi
Teknologi atau
pertukangan memiliki lebih dari satu definisi. Salah satunya adalah
pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material dan proses yang menolong
manusia menyelesaikan masalahnya. Sebagai aktivitas manusia, teknologi mulai
dikenal sebelum sains dan teknik.
Teknologi dibuat atas
dasar ilmu pengetahuan dengan tujuan untuk mempermudah pekerjaan manusia, namun
jika pada kenyataannya teknologi malah mempersulit, layakkah disebut Ilmu
Pengetahuan?
Kata teknologi sering
menggambarkan penemuan dan alat yang menggunakan prinsip dan proses penemuan
saintifik yang baru ditemukan. Meskipun demikian, penemuan yang sangat lama
seperti roda juga disebut sebuah teknologi.
Definisi lainnya
(digunakan dalam ekonomi) adalah teknologi dilihat dari status pengetahuan kita
yang sekarang dalam bagaimana menggabungkan sumber daya untuk memproduksi
produk yang diinginkan( dan pengetahuan kita tentang apa yang bisa diproduksi).
Oleh karena itu, kita dapat melihat perubahan teknologi pada saat pengetahuan
teknik kita meningkat.
Teknologi adalah satu
ciri yang mendefinisikan hakikat manusia yaitu bagian dari sejarahnya meliputi
keseluruhan sejarah. Teknologi, menurut Djoyohadikusumo (1994, 222) berkaitan
erat dengan sains (science) dan perekayasaan (engineering). Dengan kata lain,
teknologi mengandung dua dimensi, yaitu science dan engineering yang saling
berkaitan satu sama lainnya. Sains mengacu pada pemahaman kita tentang dunia
nyata sekitar kita, artinya mengenai ciri-ciri dasar pada dimensi ruang,
tentang materi dan energi dalam interaksinya satu terhadap lainnya.
Makna Teknologi,
menurut Capra (2004, 106) seperti makna ‘sains’, telah mengalami perubahan
sepanjang sejarah. Teknologi, berasal dari literatur Yunani, yaitu technologia,
yang diperoleh dari asal kata techne, bermakna wacana seni. Ketika istilah itu
pertama kali digunakan dalam bahasa Inggris di abad ketujuh belas, maknanya
adalah pembahasan sistematis atas ‘seni terapan’ atau pertukangan, dan
berangsur-angsur artinya merujuk pada pertukangan itu sendiri. Pada abad ke-20,
maknanya diperluas untuk mencakup tidak hanya alat-alat dan mesin-mesin, tetapi
juga metode dan teknik non-material. Yang berarti suatu aplikasi sistematis
pada teknik maupun metode. Sekarang sebagian besar definisi teknologi, lanjut
Capra (2004, 107) menekankan hubungannya dengan sains. Ahli sosiologi Manuel Castells
seperti dikutip Capra (2004, 107) mendefinisikan teknologi sebagai ‘kumpulan
alat, aturan dan prosedur yang merupakan penerapan pengetahuan ilmiah terhadap
suatu pekerjaan tertentu dalam cara yang memungkinkan pengulangan.
Fenomena teknik pada masyarakat
Fenomena teknik pada
masyarakat teknik, menurut Sastrapratedja (1980) memiliki ciri-ciri sebagia
berikut :
1. Rasionalistas,
artinya tindakan spontan oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan
dengan perhitungan rasional
2. Artifisialitas, artinya
selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah
3. Otomatisme, artinya
dalam hal metode, organisasi dan rumusan dilaksanakan secara otomatis. Demikian
juga dengan teknik mampu mengeliminasikan kegiatan non teknis menjadi kegiatan
teknis
4. Teknik berkembang
pada suatu kebudayaan
5. Monisme, artinya
semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan saling bergantung
6. Universalisme,
artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ediologi, bahkan dapat
menguasai kebudayaan
7. otonomi artinya
teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri.
Teknologi yang
berkembang denan pesat meliputi berbagai bidang kehidupan manusia. Luasnya
bidang teknik digambarkan sebagaia berikut :
1. Teknik meluputi
bidang ekonomi, artinya teknik mampu menghasilkan barang-barang industri.
Dengan teknik, mampu mengkonsentrasikan capital sehingga terjadi sentralisasi
ekonomi
2. Teknik meliputi
bidang organisasional seperti administrasi, pemerintahan, manajemen, hukum dan
militer
3. Teknik meliputi
bidang manusiawi. Teknik telah menguasai seluruh sector kehidupan manusia,
manusia semakin harus beradaptasi dengan dunia teknik dan tidak ada lagi unsur
pribadi manusia yang bebas dari pengaruh teknik.
PENGERTIAN KEMISKINAN
Kemiskinan adalah
keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti
makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan
dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya
akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global.
Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara
yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi
memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan.
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya
mencakup:
Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan
pangansehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan
dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan
dasar.
Gambaran tentang
kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan
ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk
pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari
kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan
tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
Gambaran tentang
kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna “memadai” di sini sangat
berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.
Ciri-ciri manusia yg berada di bawah
kemiskinan mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
Tidak memiliki
factor-faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, ketrampilan.
Dll, Tidak memiliki
kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri,
seperti untuk memperoleh tanah garapan ataua modal usahaTingkat pendidikan
mereka rendah, tidak sampai taman SD.
Kebanyakan tinggal di
desa sebagai pekerja bebas
Banyak yang hidup di
kota berusia muda, dan tidak mempunyai ketrampilan.
BAB 9
Agama dan Masyarakat
Agama pada lazimnya
bermakna kepercayaan kepada Tuhan, atau sesuatu kuasa yang ghaib dan sakti
seperti Dewa, dan juga amalan dan institusi yang berkait dengan kepercayaan
tersebut. Agama dan kepercayaan merupakan dua pekara yang sangat berkaitan.
Tetapi Agama mempunyai makna yang lebih luas, yakni merujuk kepada satu sistem
kepercayaan yang kohensif, dan kepercayaan ini adalah mengenai aspek ketuhanan.
Kepercayaan yang hanya
melibatkan seorang individu lazimnya tidak dianggap sebagai sebuah agama.
Sebaliknya, agama haruslah melibatkan sebuah komuniti manusia. Daripada itu,
Agama adalah fenomena masyarakat boleh dikesan melalui fenomena
seperti yang berikut:
seperti yang berikut:
• Perlakuan
seperti sembahyang,
membuat sajian, perayaan dan upacara.
• Sikap
seperti sikap hormat,
kasih ataupun takut kepada kuasa luar biasa dan anggapan suci dan bersih
terhadap agama.
• Pernyataan
seperti jambi,mantera
dan kalimat suci.
• Benda-benda material
yang zahir seperti
bangunan.Contohnya masjid, gereja, azimat dan tangkal.
Salah satu lagi ciri
agama ialah ia berkaitan dengan tatasusila masyarakat. Ini bermakna agama bukan
sahaja merupakan soal perhubungan antara manusia dengan tuhan, malah merupakan
soal hubungan manusia dengan manusia. Ciri-ciri ini lebih menonjol di dalam
agama universal, daripada agama folk. (sila lihat dibawah)
Manusia yang tidak
tidak mempercayai adanya tuhan dan menolak semua kepercayaan beragama pula
dipanggil ateisme.
Ada beberapa alasan tentang mengapa agama itu sangat penting
dalam kehidupan manusia, antara lain adalah :
• Karena agama
merupakan sumber moral
• Karena agama
merupakan petunjuk kebenaran
• Karena agama
merupakan sumber informasi tentang masalah metafisika.
• Karena agama
memberikan bimbingan rohani bagi manusia baik di kala suka, maupun di kala
duka.
Manusia sejak
dilahirkan ke dunia ini dalam keadaan lemah dan tidak berdaya, serta tidak
mengetahui apa-apa sebagaimana firman Allah dalam Q. S. al-Nahl (16) : 78
Allah mengeluarkan
kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak tahu apa-apa. Dia menjadikan untukmu
pendengaran, penglihatan dan hati, tetapi sedikit di antara mereka yang
mensyukurinya.
Dalam keadaan yang
demikian itu, manusia senantiasa dipengaruhi oleh berbagai macam godaan dan
rayuan, baik dari dalam, maupun dari luar dirinya. Godaan dan rayuan daridalam
diri manusia dibagi menjadi dua bagian, yaitu
• Godaan dan rayuan
yang berysaha menarik manusia ke dalam lingkungan kebaikan, yang menurut
istilah Al-Gazali dalam bukunya ihya ulumuddin disebut dengan malak Al-hidayah
yaitu kekuatan-kekuatan yang berusaha menarik manusia kepada hidayah
ataukebaikan.
• Godaan dan rayuan
yang berusaha memperdayakan manusia kepada kejahatan,yang menurut istilah
Al-Gazali dinamakan malak al-ghiwayah, yakni kekuatan-kekuatan yang berusaha
menarik manusia kepada kejahatan
Disinilah letak fungsi
agama dalam kehidupan manusia, yaitu membimbing manusia kejalan yang baik dan
menghindarkan manusia dari kejahatan atau kemungkaran.
Fungsi Agama Kepada Manusia
Dari segi pragmatisme,
seseorang itu menganut sesuatu agama adalah disebabkan oleh fungsinya. Bagi
kebanyakan orang, agama itu berfungsi untuk menjaga kebahagiaan hidup. Tetapi
dari segi sains sosial, fungsi agama mempunyai dimensi yang lain seperti apa
yang dihuraikan di bawah:
- Memberi pandangan
dunia kepada satu-satu budaya manusia.
Agama dikatankan
memberi pandangan dunia kepada manusia kerana ia sentiasanya memberi penerangan
mengenai dunia(sebagai satu keseluruhan), dan juga kedudukan manusia di dalam
dunia. Penerangan bagi pekara ini sebenarnya sukar dicapai melalui inderia
manusia, melainkan sedikit penerangan daripada falsafah. Contohnya, agama Islam
menerangkan kepada umatnya bahawa dunia adalah ciptaan Allah SWTdan setiap
manusia harus menaati Allah SWT
-Menjawab pelbagai
soalan yang tidak mampu dijawab oleh manusia.
Sesetangah soalan yang
sentiasa ditanya oleh manusia merupakan soalan yang tidak terjawab oleh akal
manusia sendiri. Contohnya soalan kehidupan selepas mati, matlamat menarik dan
untuk menjawabnya adalah perlu. Maka, agama itulah berfungsi untuk menjawab
soalan-soalan ini.
- Memberi rasa
kekitaan kepada sesuatu kelompok manusia.
Agama merupakan satu
faktor dalam pembentukkan kelompok manusia. Ini adalah kerana sistem agama
menimbulkan keseragaman bukan sahaja kepercayaan yang sama, malah tingkah laku,
pandangan dunia dan nilai yang sama.
– Memainkan fungsi
kawanan sosial.
Kebanyakan agama di
dunia adalah menyaran kepada kebaikan. Dalam ajaran agama sendiri sebenarnya telah
menggariskan kod etika yang wajib dilakukan oleh penganutnya. Maka ini
dikatakan agama memainkan fungsi kawanan social
Dari segi pragmatisme,
seseorang itu menganut sesuatu agama adalah disebabkan oleh fungsinya. Bagi
kebanyakan orang, agama itu berfungsi untuk menjaga kebahagiaan hidup. Tetapi
dari segi sains sosial, fungsi agama mempunyai dimensi yang lain seperti apa
yang dihuraikan di bawah:
• Memberi pandangan dunia kepada satu-satu budaya manusia.
Agama dikatankan
memberi pandangan dunia kepada manusia kerana ia sentiasanya memberi penerangan
mengenai dunia(sebagai satu keseluruhan), dan juga kedudukan manusia di dalam
dunia. Penerangan bagi pekara ini sebenarnya sukar dicapai melalui inderia
manusia, melainkan sedikit penerangan daripada falsafah. Contohnya, agama Islam
menerangkan kepada umatnya bahawa dunia adalah ciptaan Allah(s.w.t) dan setiap
manusia harus menaati Allah(s.w.t).
• Menjawab pelbagai soalan yang tidak mampu dijawab oleh
manusia.
Sesetangah soalan yang
sentiasa ditanya oleh manusia merupakan soalan yang tidak terjawab oleh akal
manusia sendiri. Contohnya soalan kehidupan selepas mati, matlamat hidup, soal
nasib dan sebagainya. Bagi kebanyakan manusia, soalan-soalan ini adalah menarik
dan untuk menjawabnya adalah perlu. Maka, agama itulah berfungsi untuk menjawab
soalan-soalan ini.
• Memberi rasa kekitaan kepada sesuatu kelompok manusia.
Agama merupakan satu
faktor dalam pembentukkan kelompok manusia. Ini adalah kerana sistem agama
menimbulkan keseragaman bukan sahaja kepercayaan yang sama, malah tingkah laku,
pandangan dunia dan nilai yang sama.
• Memainkan fungsi kawalan sosial.
Kebanyakan agama di
dunia adalah menyaran kepada kebaikan. Dalam ajaran agama sendiri sebenarnya
telah menggariskan kod etika yang wajib dilakukan oleh penganutnya. Maka ini
dikatakan agama memainkan fungsi kawalan sosial.
Fungsi Sosial Agama
Secara sosiologis,
pengaruh agama bisa dilihat dari dua sisi, yaitu pengaruh yang bersifat positif
atau pengaruh yang menyatukan (integrative factor) dan pengaruh yang bersifat
negatif atau pengaruh yang bersifat destruktif dan memecah-belah
(desintegrative factor).
Pembahasan tentang
fungsi agama disini akan dibatasi pada dua hal yaitu agama sebagai faktor
integratif dan sekaligus disintegratif bagi masyarakat.
Fungsi Integratif Agama
Peranan sosial agama
sebagai faktor integratif bagi masyarakat berarti peran agama dalam menciptakan
suatu ikatan bersama, baik diantara anggota-anggota beberapa masyarakat maupun
dalam kewajiban-kewajiban sosial yang membantu mempersatukan mereka. Hal ini
dikarenakan nilai-nilai yang mendasari sistem-sistem kewajiban sosial didukung
bersama oleh kelompok-kelompok keagamaan sehingga agama menjamin adanya
konsensus dalam masyarakat.
Fungsi Disintegratif Agama.
Meskipun agama
memiliki peranan sebagai kekuatan yang mempersatukan, mengikat, dan memelihara
eksistensi suatu masyarakat, pada saat yang sama agama juga dapat memainkan
peranan sebagai kekuatan yang mencerai-beraikan, memecah-belah bahkan
menghancurkan eksistensi suatu masyarakat. Hal ini merupakan konsekuensi dari
begitu kuatnya agama dalam mengikat kelompok pemeluknya sendiri sehingga
seringkali mengabaikan bahkan menyalahkan eksistensi pemeluk agama lain
Peran dan fungsi lembaga agama
Agama memiliki peran
penting dalam kehidupan umat manusia. Ia memberikan landasan normatif dan
kerangka nilai bagi kelangsungan hidup umatnya. Ia memberikan arah dan
orientasi duniawi di samping orientasi ukhrowi (eskatologis). Dalam konteks
ini, secara sosiologis agama merupakan sistem makna sekaligus sistem nilai bagi
pemeluknya. Tetapi di era modern ini peran agama tergeser oleh perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Agama tidak lagi memiliki peran dominan dalam
domain sosial kemasyarakatan. Justru Ia ditempatkan ke dalam wilayah privat,
sementara wilayah publik diserahkan kepada manusia itu sendiri. Hal ini
terja.di -menurut beberapa pengamat- karena proses sekularisasi. Di Indonesia
gejala ini mulai tampak, terutama di kalangan kelas menengah. Persoalan ini
secara deskriptif dikupas dalam penelitian ini.
Dengan pendekatan
kualitatif, penelitian ini berusaha menelusuri perubahan persepsi masyarakat
muslim kelas menengah di Jakarta -akibat sekulansasi- terhadap peran agama
serta faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut. Kelas menengah dalam
penelitian ini meliputi kalangan ilmuan (dosen/peneliti), jumalis, pengusaha,
dan pakar sosial keagamaan.
Dan hasil penelitian
terungkap bahwa telah terjadi perubahan persepsi masyarakat muslim kelas
menengah terhadap peran agama. Mereka memandang peran agama terutama yang
dimainkan tokoh agama semisal kyai dan ustadz- mengalami penurunan relatif
menonjol. Hal ini terlihat dalam kemampuan mereka mempengaruhi masyarakat. Di
samping itu, otoritas, penghargaan sosial, dan kredibilitas mereka juga
dipertanyakan. Temuan lainnya yang menarik adalah bahwa mereka menganggap
organisasi-organisasi keagamaan -baik formal maupun informal- semisal Depag,
MUI, NU, dan Muhammadiyah tidak signifikan lagi karena dipandang cenderung
membawa suara pemerintah. Justru sebaliknya, mereka menaruh mmat terhadap
kelompok-kelompok pengajian semisal Paramadina karena memberikan ruang untuk
memahami agama secara ilmiah.
Meskipun demikian,
dalam praktek ekonomi penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat kelas
menengah muslim belum melaksanakan norma-norma agama sepenuhnya. Karena mereka
belum memahami prinsip-prinsip ekonomi Islam. Maka akibatnya masih terlihat
perilaku menyimpang semisal KKN, ketidakjujuran, sikap manipulatif, dan
lain-lain. Ini dipengaruhi oleh: Pertama kekurang-pahaman mereka terhadap
ajaran Islam di samping faktor kepribadian yang diwarnai oleh pikiran, sikap,
dan tindakan yang “westernized”. Kedua, kadar pro fesionalitas tokoh agama yang
relatif kurang mampu memenuhi kebutuhan keagamaan masyarakat kelas menengah.
Proses terbentuknya lembaga agama
Lembaga agama
terbentuk karena persetujuan /kesadaran diantara orang-orang yang beragama
merasakan perlunya menjaga keutuhan agama dalam kaidah dan keyakinannya agar
semakin mempermudahkan orang beragama dalam kehidupan iman yang dipercayainya.
BAB 10
Prasangka Diskriminasi dan Etnosentrisme
Hidup bermasyarakat
adalah hidup dengan berhubungan baik antara dihubungkan dengan menghubungkan
antara individu-individu maupun antara kelompok dan golongan. Hidup
bermasyarakat juga berarti kehidupan dinamis dimana setiap anggota satu dan
lainnya harus saling memberi dan menerima. Anggota memberi karena ia patut
untuk memberi dan anggota penerima karena ia patut untu menerima. Ikatan berupa
norma serta nilai-nilai yang telah dibuatnya bersama diantara para anggotanya
menjadikan alat pengontrol agar para anggota masyarakat tidak terlepas dari rel
ketentuan yang telah disepakati itu.
Rasa solider,
toleransi, tenggang rasa, tepa selira sebagai bukti kuatnya ikatan itu. Paa
diri setiap anggota terkandugn makna adanya saling ikut merasakan dan saling
bertanggungjawab paa setiap sikap tindak baik megnarah kepada yang hang positif
maupun negative. Sakit anggota masyarakat satu akan dirasakan oleh anggota lainnya.
Tetapi disamping adanya suatu harmonisasi, disisi lain keadaan akan menjadi
sebaliknya. Bukan harmonisasi ditemukan, tetapi disharmonisasi. Bukan keadaan
organisasi tetapi disorganisasi.
Sering kita temui
keadaan dimasyarakat para anggotanya pada kondisi tertentu, diwarnai oleh
adanya persamaan-persamaan dalam berbagai hal. Tetapi juga didapati
perbedaan-perbedaan dan bahkan sering kita temui pertentangan-pertentangan.
Sering diharapkan panas sampai petang tetapi kiranya hujan setengah hari, karena
sebagus-bagus nya gading akan mengalami keretakan. Itulah sebabnya keadaan
masyarakat dan Negara mengalami kegoyahan-kegoyahan yang terkadang keaaan tidak
terkendali dan dari situlah terjadinya perpecahan.. Sudah tentu sebabnya,
misalnya adanya pertentangan karena perbedaan keinginan.
Perbedaan kepentingan
sebenarnya merupakan sifat naluriah disamping adanya persamaan kepentingan.
Bila perbedaan kepentingan itu terjadi pada kelompok-kelompok tertentu,
misalnya pada kelompok etnis, kelompok agama, kelompok ideology tertentu
termasuk antara mayoritas dan minoritas.
Prasangka dan Diskriminasi
Prasangka atau
prejudice berasal dari kata latian prejudicium, yang pengertiannya sekarang
mengalami perkembangan sebagia berikut :
1. semula diartikan
sebagai suatu presenden, artinya keputusan diambil atas dasar pengalaman yang
lalu
2. dalam bahas Inggris
mengandung arti pengambilan keputusan tanpa penelitian dan pertimbangan yagn
cermat, tergesa-gesa atau tidak matang
3. untuk mengatakan
prasangka dipersyaratkan pelibatan unsur-unsur emosilan (suka atau tidak suka)
dalam keputusan yang telah diambil tersebut
Dalam konteks rasial,
prasangka diartikan:”suatu sikap terhadap anggota kelompok etnis atau ras
tertentu, yang terbentuk terlalu cepat tanpa suatu induksi ”. Dalam hal ini
terkandung suatu ketidakadilan dalam arti sikap yang diambilkan dari beberapa
pengalaman dan yang didengarnya, kemudian disimpulkan sebagai sifat dari
anggota seluruh kelompok etnis.
Prasangka (prejudice)
diaratikan suatu anggapan terhadap sesuatu dari seseorang bahwa sesuatu itu
buruk dengan tanpa kritik terlebih dahulu. Baha arab menyebutnya “sukhudzon”.
Orang, secara serta merta tanpa timbang-timbang lagi bahwa sesuatu itu buruk.
Dan disisi lain bahasa arab “khusudzon” yaitu anggapan baik terhadap sesuatu.
Prasangka menunjukkan
pada aspek sikap sedangkan diskriminasi pada tindakan. Menurut Morgan (1966)
sikap adalah kecenderungan untuk merespon baik secara positif atau negarif
terhadap orang, obyek atau situasi. Sikap seseorang baru diketahui setelah ia
bertindak atau beringkah laku. Oleh karena itu bisa saja bahwa sikap
bertentangan dengan tingkah laku atau tindakan. Jadi prasangka merupakan
kecenderungan yang tidak nampak, dan sebagai tindak lanjutnya timbul tindakan,
aksi yang sifatnya realistis. Dengan demikian diskriminatif merupakan tindakan
yang relaistis, sedangkan prsangka tidak realistis dan hanya diketahui oleh
diri individu masing-masing.
Prasangka ini sebagian
bear sifatnya apriori, mendahului pengalaman sendiri (tidak berdasarkan pengalaman
sendiri), karena merupakan hasil peniruan atau pengoperan langsung pola orang
lain. Prasangka bisa diartikan suatu sikap yang telampau tergesa-gesa,
berdasarkan generalisasi yang terlampau cepat, sifat berat sebelah, dan
dibarengi proses simplifikasi (terlalu menyederhanakan) terhadap sesuatu
realita. Dalam kehidupan sehari-hari prasangka ini banyak dimuati emosi-emosi
atau unsure efektif yang kuat.
Tidak sedikit orang
yang mudah berprasangka, namun banyak juga orang-orang yang lebih sukar
berprasangka. Mengapa terjadi perbedaan cukup menyolok ? tampaknya kepribadian
dan inteligensi, juga factor lingkungan cukup berkaitan engan munculnya
prasangka. Orang yang berinteligensi tinggi, lebih sukar berprasangka, mengapa
? karena orang-orang macam ini berikap dan bersifat kritis. Prasangka bersumber
dari suatu sikap. Diskriminasi menunjukkan pada suatu tindakan. Dalam pergaulan
sehari-hari sikap prasangka dan diskriminasi seolah-olah menyatu, tak dapat
dipisahkan. Seseorang yagn mempunyai prasangka rasial, biasanya bertindak
diskriminasi terhadap ras yang diprasangkainya. Walaupun begitu, biasa saja
seseorang bertindak diskriminatof tanpa latar belakang prasangka. Demikian jgua
sebaliknya seseorang yang berprasangka dapat saja bertindak tidak
diskriminatif.
Sebab-sebab timbulnya prasangka dan diskriminasi :
1. berlatar belakang
sejarah
2. dilatar-belakangi
oleh perkembangan sosio-kultural dan situasional
3. bersumber dari
factor kepribadian
4. berlatang belakang
perbedaan keyakinan, kepercayaan dan agama
Usaha-usaha mengurangi/menghilangkan prasangka dan diskriminai
1. Perbaikan kondisi
sosial ekonomi
2. Perluasan
kesempatan belajar
3. Sikap terbuka dan
sikap lapang
Etnosentrisme yaitu
suatu kecenderungan yang menganggap nilai-nilai dan norma-norma kebudayaannya
sendiri sebagaai sesuatu yang prima, terbaik, mutlak dan diepergunakan sebagai
tolok ukur untuk menilai dan membedakannya dengan kebudayaan lain.
Etnosentrisme merupakan kecenderungan tak sadar untuk menginterpretasikan atau
menilai kelompok lain dengan tolok ukur kebudayaannya sendiri. Sikap
etnosentrisme dalam tingkah laku berkomunikasi nampak canggung, tidak luwes.
Pertentangan dan Ketegangan Dalam Masyarakat
Konflik mengandung
pengertian tingkah laku yang lebih luas daripada yang biasa dibayangkan orang
dengan mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar atau perang. Dalam hal
ini terdapat tiga elemen dasar yang merupakan ciri dari situasi konflik, yaitu
:
1. terdapat dua atau
lebih unit-unit atau bagian yang terlibat dalam konflik.
2. Unit-unit tersebut
mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan, tujuan, masalah,
sikap, maupun gagasan-gagasan.
3. Terdapat interaksi
diantara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan tersebut.
Konflik merupakan
suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang sering
dihubungkan dengan kebencian atau permusuhan, konflik dapat terjadi pada
lingkungan :
a. pada taraf di dalam
diri seseorang, konflik menunjuk adanya pertentangan, ketidakpastian atau emosi
dan dorongan yang antagonistic dalam diri seseorang.
b. pada taraf
kelompok, konflik ditimbulkan dari konflik yang terjadi dalam diri individu,
dari perbedaan pada para anggota kelompok dalam tujuan, nilai-nilai dan norma,
motivasi untuk menjadi anggota kelompok, serta minat mereka.
c.pada taraf
masyarakat, konflik juga bersumber pada perbedaan antara nilai-nilai dan
norma-norma kelompok dengan nilai-nilai dan norma-norma dimana kelompok yang
bersangkutan berada
Studi kasus :
1. Pada taraf di dalam
diri seseorang, konflik menunjuk kepada adanya pertentangan, ketidakpastian,
atau emosi-emosi dan dorongan yang antagonistic didalam diri seseorang
2. Pada taraf
kelompok, konflik ditimbulkan dari konflik yang terjadi dalam diri individu,
dari perbedaan-perbedaan pada para anggota kelompok dalam tujuan-tujuan,
nilai-nilai, dan norma-norma, motivasi-motivasi mereka untuk menjadi anggota
kelompok, serta minat mereka.
3. para taraf
masyarakat, konflik juga bersumber pada perbedaan di antara nilai-nilai dan
norma-norma kelompok dengan nilai-nilai an norma-norma kelompok yang
bersangkutan berbeda.Perbedan-perbedaan dalam nilai, tujuan dan norma serta
minat, disebabkan oleh adanya perbedaan pengalaman hidup dan sumber-sumber
sosio-ekonomis didalam suatu kebudayaan tertentu dengan yang aa dalam
kebudayaan-kebudayaan lain.
Daftar Pustaka :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar